Laman

Sabtu, 14 November 2009

Diposting oleh teberius

Andi Syamsuddin, adik almarhum Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, belum bisa mengubur keheranannya atas serangkaian pengakuan Rani Juliani. Menurut Andi, istri siri Nasrudin itu membuat banyak pengakuan yang janggal. Aneka pertanyaan itu disampaikan Andi dalam wawancara khusus dengan Fessy Alwi dari Metro TV di Studi Metro TV, Jakarta Barat, Jumat (13/11).

Misalnya, apa mungkin Rani bisa merekam dengan telepon seluler pertemuannya dengan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar di Hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan. "Itu janggal, mana mungkin pertemuan dengan seseorang yang bukan suami lalu suami mengizinkan? Mampukah Rani merekam? Antasari kan Ketua KPK, ilntelijen dan intai-mengintai itu pekerjaan Antasari sehari-hari," tanya Andi.

Ia juga mempertanyakan siapa yang merekam, dan apa motif merekam? Ia tidak yakin Rani merekam. Soal rekaman itu, kata Andi, belum ada bukti di persidangan. "Sehebat itukah Rani bisa merekam dan mentransfer ke telepon seluler almarhum? Jika benar Rani bisa melakukan itu, apakah seorang caddy bisa melakukan itu? Siapa di balik semua itu?" tanya Andi.

Atas berbagai kejanggalan itu, Andi berinisiatif betemu Rani. Ia menghadap penyidik di Polda Metro Jaya, Komisaris Besar M Iriawan. Andi diminta bertemu dan minta izin Kapolda Metro Jaya. Andi bertanya balik, Rani kan bukan tersangka, mengapa harus izin Kapolda? "Tak ada jawaban," kata Andi. Tak putus asa, Andi menghubungi polisi yang melindungi Rani. Hasilnya sama, ia diminta izin atasan. "Saya bertanya, sehebat itukah Rani? Dijaga berlapis-lapis banyak ajudan? Wong menteri saja cuma dijaga satu ajudan dan satu polisi."

Andi berharap Rani bukan orang yang diperalat. "Saya berharap Rani bukan bagian dari skenario yang ada. Apa mungkin, seorang istri siri mau diperintah suami melakukan sesuatu untuk menjebak? Di mana nurani istri? Maukah ia mau menjebak Antasari? Apa kepentingan almarhum menjebak Antasari?" tanya Andi. Ikuti wawancara selengkapnya.(DOR)

0 komentar:

Posting Komentar

Tags

Blog Archive

Blog Archive